Koba, Babel, - Pemerintah Kabupaten Banca Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menjadikan tradisi ruah kubur sebagai agenda wisata budaya yang terus dilestarikan dan dikembangkan karena sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal. "Kegiatan ruah kubur merupakan tradisi religius sekuler dan budaya yang perlu dilestarikan dan dikemas sebagai agenda budaya setiap tahunnya", usai menghadiri kegiatan ruah kubur yang diselenggarakan oleh warga Desa Keletak Atas, Kecamatan Sungai Serang pada Jumat (24/11). Bupati Banka, Arghafry Rahman, mengatakan.

Ruah kubur adalah sebuah kegiatan keagamaan di mana umat Islam mempersembahkan tahili dan doa untuk leluhur dan keturunan mereka yang telah meninggal.

Tradisi ruah kubur biasanya dilakukan oleh beberapa penduduk di beberapa desa sebelum bulan suci Ramadhan atau pada tanggal 12 dan 13 bulan Syaban.

Namun, para leluhur menggabungkan kegiatan keagamaan ini dengan ritual dan tradisi tradisional yang berkembang pada zamannya.

"Nenek moyang kami menggunakan kegiatan Rua Kubul ini sebagai tempat untuk bersilaturahmi dengan melakukan Makan Beduran (membawa berbagai macam makanan dari rumah-rumah yang diletakkan di dalam talam dan menutupinya dengan tudung saji yang terbuat dari rotan)," kata Algafry.

Duran yang disiapkan dari setiap rumah kemudian dibawa ke masjid dan dimakan bersama sambil berdoa bersama dan mendengarkan pengajian dan tahlil, kata pengurus.

"Kemudian tradisi Rua Kubur terus berkembang dan menjadi bagian dari masyarakat, dan bahkan hari ini, di desa Keretak, ada momentum Rua Kubur yang terus berkembang, di mana orang-orang saling mengunjungi satu sama lain dari rumah ke rumah, seperti suasana Idul Fitri.



Setiap rumah menyajikan berbagai makanan dan minuman untuk para pengunjungnya, dan pintu rumah penduduk terbuka bagi siapa saja untuk berkunjung selama 24 jam.

Banyak tamu asing, serta kolega dan kerabat dekat, yang berkunjung ke Desa Keletak hanya untuk merayakan Rua Kubur.

Camat Sungai Serang, Jakara Akbar, mengatakan bahwa Rua Kubur di Desa Keletak termasuk dalam agenda budaya yang diadakan secara rutin setiap tahun.

"Bahkan masyarakat Desa Keletak sudah mulai mengemas kegiatan Rua Kubur dengan cara yang sangat menarik dan glamor.

Jakara mengatakan bahwa Rua Kubur di Desa Keletak sudah seperti suasana lebaran yang dinanti-nanti setiap tahunnya. Bahkan penduduk desa yang tinggal di luar negeri pun menyempatkan diri untuk pulang kampung untuk merayakan Rua Kubur.

"Rua Kubur yang dulunya hanya diisi dengan kegiatan doa bagi mereka yang telah meninggal dunia, kini dipadukan dengan baik dengan tradisi dan adat istiadat setempat, sehingga menjadi agenda wisata budaya yang menarik," tutupnya.