Pangkalpinang - PT Timah Tbk, sebagai bagian dari komitmen untuk melestarikan tradisi Negeri Serumpun SebalaiNuju Jerami di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Kabupaten Bangka Belitung, perusahaan mendukung pembangunan kawasan rumah adat Gebong Memarong dan perkampungan masyarakat suku Mapur. "Bantuan ini merupakan salah satu upaya PT Timah untuk mendukung pelestarian adat dan budaya masyarakat dalam tradisi Nuju Jerami," kata Kepala Bidang Komunikasi Korporat PT Timah Tbk, Anggi di Pangkalpinang, Kamis. Siahaan mengatakan. Ia mengatakan Kampung Adat Gebong Memarong merupakan kawasan yang terdapat rumah adat masyarakat adat Mapur yang dibangun PT Timah bersama masyarakat adat Mapur, dan kegiatan Nuju Jerami ini dipusatkan di kampung tersebut. "Nuju Jerami merupakan salah satu upacara adat masyarakat adat Mapur untuk mengungkapkan rasa syukur atas hasil panen yang telah diperoleh. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 13 Maret dalam kalender lunar.



Harmoko, Ketua Lembaga Adat Mapur Asi, menyatakan bahwa makna dari Nuju Jerami adalah sebagai bentuk syukuran panen secara komunal kepada Sang Pencipta atas rezeki yang sehat dan melimpah yang diberikan selama panen.

"Ini adalah bentuk rasa syukur kepada alam semesta - langit, matahari, dan air - atas kemudahan yang diberikan kepada kita untuk hidup bersama alam," katanya. Dia mengatakan bahwa sejak berdirinya Kampung Adat Gebong Memarong, PT Timah sangat membantu dan tidak pernah absen dalam membantu melestarikan adat istiadat Nuju Jerami. Menurut Asiha, dukungan PT Timah sangat membantu dalam penyelenggaraan kegiatan adat.

"Dukungan PT Timah sangat membantu dan memudahkan kami dalam melaksanakan kegiatan, mengingat sebelumnya tidak ada dukungan dari PT Timah, kami harus berpikir keras bahkan harus berusaha ekstra untuk mencari donatur," ujarnya. Menurut dia, dukungan dari PT Timah ini membuatnya lebih mudah dan fokus dalam melaksanakan ritual adat. Ia mengapresiasi dukungan PT Timah dalam menjaga adat istiadat masyarakat. Pj Asisten I Pemkab Bangka Saya berharap PT Timah semakin sukses dan tradisi masyarakat Babel tetap terjaga dengan mendukung tidak hanya Mapur tapi juga tradisi lainnya.
Pj Asisten I Kabupaten Bangka Toni Marza menyatakan bahwa perlindungan adat dan budaya membutuhkan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk dunia usaha. "Untuk pelestarian budaya ini tentu bukan tanggung jawab pemerintah saja, tapi semua pemangku kepentingan, termasuk semua stakeholder yang terlibat di dalamnya, atau badan usaha. Karena peran mereka, sekecil apapun, akan sangat berguna dalam melestarikan budaya kita."

Khususnya di dunia yang semakin mengglobal saat ini, semua pemangku kepentingan harus terlibat secara aktif dalam menjaga dan melestarikan adat istiadat dan budaya masyarakat agar tidak terkikis oleh waktu.

"Adat istiadat ini harus dilestarikan. Dalam konteks globalisasi, adat istiadat dan bahasa bisa saja hilang. Kita sebagai masyarakat harus melestarikan warisan budaya takbenda ini. Kita tidak boleh membiarkan orang lain mengakui kegiatan yang telah kita lakukan selama beberapa generasi sebagai adat istiadat mereka," pesannya.

Ia memuji keterlibatan aktif PT Timah dalam mendukung pelestarian adat istiadat dan budaya masyarakat Bangka. "Ini adalah bentuk nyata peran PT Timah dalam mendukung pelestarian adat dan budaya yang menjadi kebanggaan kita bersama. Kegiatan ini juga akan mempromosikan pariwisata di daerah ini."