JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengembangkan potensi pariwisata Indonesia bagian tengah dan timur melalui peningkatan kerja sama antarpemangku kepentingan dalam Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Pengembangan Destinasi Pariwisata Wilayah II. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan pada hari Jumat
bahwa tujuan dari rapat koordinasi ini adalah untuk memperdalam pemahaman tentang kebijakan dan strategi pengembangan destinasi pariwisata dan ekonomi kreatif. Menteri juga mengatakan bahwa hal ini akan memperkuat jaringan koordinasi dan sinkronisasi pusat dan daerah serta mengembangkan strategi, metode dan aksi bersama dalam pengembangan destinasi dan ekonomi kreatif. Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Hariyanto mengatakan bahwa tahun 2024 merupakan tahun penting sebagai tolok ukur terakhir pencapaian RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2020-2024 dan masa transisi RPJMN berikutnya, yaitu 2025-2029, dan akan mengawal pencapaian Indonesia Emas melalui RPJMN 2025.
Berdasarkan Rancangan Teknis RPJMN 2025-2029, Strategi Pembangunan Pariwisata Nasional didasarkan pada kawasan-kawasan sebagai berikut: Danau Toba, Borobudur, Lombok Mandarika, Labuan Bajo, Manado Likupang, Bangka Belitung, Bromo Tengger Semeru, Wakatobi, Morotai, Raja Ampat, tiga kawasan besar (regenerasi Bali, Batam Bintang dan Jakarta), dengan fokus pada satu super hub ekonomi IKN.
Sementara itu, wilayah prioritas pengembangan ekonomi kreatif difokuskan pada 12 daerah, yaitu Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Jawa Tengah, Bali, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Sulawesi Selatan. "Dalam arah kebijakan rancangan teknis tersebut, untuk pariwisata, salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah pengembangan destinasi wisata yang berkualitas dan memenuhi preferensi pasar yang sedang berkembang menuju pariwisata yang berkelanjutan dan regeneratif," kata Haryanto. Inspektur Jenderal Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Bayu Aji, menambahkan bahwa pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif pasca pandemi COVID-19 telah menguat, namun belum berada pada level sebelum pandemi.
Hal ini terlihat dari data yang dicatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sekitar 11,6 juta kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2023.
"Angka ini menunjukkan peningkatan 98,3 persen dari angka aktual tahun 2022," kata Bayu.