Pukanbaru - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pukanbaru mendeteksi 51 titik panas (hotspot) di Provinsi Riau. Prakirawan BMKG Pukanbaru, Bela RA, mengatakan jumlah titik panas tersebut berdasarkan data yang diperbaharui pada pukul 16:00 WIB pada hari Jumat. Dari 51 titik panas tersebut, 26 titik panas terpantau di Kota Dumai. Dari 51 titik api, 26 titik api terpantau di Kota Dumai. Selanjutnya, delapan titik api terpantau di provinsi Siak, lima titik api di provinsi Bengkalis, Lokan Hilir dan Perawang, serta dua titik api di provinsi Inderagiri Hilir. Sementara itu, total 74 titik api terpantau di wilayah Sumatera. 51 di provinsi Riau, ditambah masing-masing tujuh di provinsi Jambi dan Sumatera Utara. Terdapat tiga titik api di Sumatera Barat dan Sumatera Selatan, satu titik api di Lampung, satu titik api di Kepulauan Riau, serta satu titik api di Bangka Belitung. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau melaporkan bahwa luas kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau sejak awal Januari 2024 hingga 26 Februari mencapai 21,80 ha. Lokasi kebakaran terluas berada di Dumai 13,40 ha, Bengkalis 4,30 ha, Kepulauan Meranti 2 ha, Siak 1 ha, Pekanbaru 0,05 ha, dan Kuantan Singingi 0,05 ha.

BPBD. Menurut Edy Afrizal, perwakilan BPBD Riau, intensitas curah hujan saat ini sudah mulai berkurang di beberapa daerah di Riau. Jika sudah memasuki musim kemarau, BPBD telah meminta kabupaten dan kota untuk segera menetapkan siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 2024. "Sejauh ini baru Kota Dumai yang menetapkan status siaga darurat karhutla, sehingga penetapan status siaga merupakan upaya untuk memprediksi lebih awal.


.