Pangkalpinang - Dekranasda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung membina dan melatih remaja putus sekolah di Desa Limbongan, Kabupaten Belitung Timur menekuni tenun Gunong Lumut, untuk mewujudkan sentra tenun di Negeri Laskar Pelangi. "Saat ini pengembangan tenun Gunong Lumut terkendala sumber daya manusia dan promosi," kata Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Dekranasda Babel Safriati Safrizar dalam keterangan pers yang diterima di Pangkalpinang, Minggu. Ia mengatakan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Tenun Gunong Lumut Desa Limbongan, Kabupaten Belitung Timur, merupakan sentra tenun yang potensial di Pulau Belitung, karena akan meningkatkan perekonomian masyarakat desa tersebut. KUB ini memiliki tiga alat tenun dan dua mesin dobby, namun sayangnya peralatan tersebut belum dimanfaatkan secara optimal karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan promosi kerajinan khas daerah setempat seperti selendang, kain penutup keminangan dan taplak meja.

Namun, sistem produksi KUB di Desa Limbongan masih bersifat pesanan karena keterbatasan sumber daya manusia.

"Kami memiliki banyak alat dan kami harus memanfaatkannya. Menurut dia, dengan meningkatkan produksi dan promosi tekstil ini, Dekranasda bersama Disperindag Provinsi Kepulauan Bangka Belitung membina dan melatih para remaja, terutama remaja putus sekolah, untuk berperan aktif. "Anak-anak ini bisa membuat motif sesuai dengan keinginan mereka.

Ia mengatakan bahwa menekuni tenun ini bisa dimulai dari anak-anak yang mungkin putus sekolah dan bisa berkreasi sekaligus menghasilkan pendapatan tambahan.

"Jangan habiskan waktu untuk bermain handphone, luangkan waktu untuk membuat tekstil," katanya.