Bolehkah Puasa 10 Muharram (Asyura) Tanpa Puasa Lepas 9 (Tasu’ah)?

1detailcreator | Kamis, 27 Juli 2023 04:30 WIB | 381 kali Bolehkah Puasa 10 Muharram (Asyura) Tanpa Puasa  Lepas 9 (Tasu’ah)?

Dari Arang Qotadah Al Anshoriy, berkata,

???????? ???? ?????? ?????? ???????? ??????? « ????????? ????????? ???????????? ?????????????? ». ????? ???????? ???? ?????? ?????? ??????????? ??????? « ????????? ????????? ????????????

“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang Kemudian dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Milik keinginan berpuasa pada hari kesembilan (tasu’ah) sebagaimana disebutkan dalam histori berikut:

Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma berbicara bahwa Saat Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan puasa hari ’Asyura dan memerintahkan kaum muslimin Buat melakukannya, pada Ketika itu Eksis yang berkata,

??? ??????? ??????? ??????? ?????? ??????????? ?????????? ?????????????.

“Wahai Rasulullah, hari ini merupakan hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.” Lantas beliau mengatakan,

??????? ????? ???????? ??????????? – ???? ????? ??????? – ??????? ????????? ??????????

“Apabila Sampai tahun depan –inSyaa Allah (jika Allah menghendaki)– kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas mengatakan,

?????? ?????? ???????? ??????????? ?????? ????????? ??????? ??????? -??? ???? ???? ????-.

“Belum Tiba tahun depan, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia.” (HR. Muslim no. 1134).

Hukum Puasa Lepas 10 (Asyura) Sehari Saja

Dilansir dari artikel Rumaysho.Com, ulama Hanafiyah menegaskan bahwa makruh hukumnya Kalau berpuasa pada Lepas 10 saja dan Tak diikutsertakan dengan Lepas 9 Muharram atau Nir diikutkan dengan puasa Lepas 11-nya. Sedangakan ulama Hambali Tak menganggap makruh Kalau berpuasa Lepas 10 saja. Sebagaimana pendapat ini menjadi pendapat dalam madzhab Imam Malik. Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah, 28: 90.

Disebutkan oleh Imam Nawawi rahimahullah bahwa Imam Asy Syafi’i dan ulama Syafi’iyyah, Imam Ahmad, Ishaq dan selainnya mengatakan bahwa dianjurkan (disunnahkan) berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh sekaligus; Sebab Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam berpuasa pada hari kesepuluh dan berniat (berkeinginan) berpuasa juga pada hari kesembilan.

Apa hikmah Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menambah puasa pada hari kesembilan? An Nawawi rahimahullah melanjutkan penjelasannya.

Sebagian ulama mengatakan bahwa Karena Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bepuasa pada hari kesepuluh sekaligus kesembilan agar Tak tasyabbuh (menyerupai) Manusia Yahudi yang Cuma berpuasa pada hari kesepuluh saja. Dalam hadits Ibnu Abbas juga terdapat isyarat mengenai hal ini. Eksis juga yang mengatakan bahwa hal ini Buat kehati-hatian, siapa Paham salah dalam penentuan hari ’Asyura’ (tanggal 10 Muharram). Pendapat yang menyatakan bahwa Nabi menambah hari kesembilan agar Nir menyerupai puasa Yahudi merupakan pendapat yang lebih kuat. Wallahu a’lam. Lihat Syarh Shahih Muslim, 8: 15.

Ulama Hanafiyah dan Syafi’iyah berpendapat sunnahnya berpuasa pada Lepas 11 bagi yang Nir sempat berpuasa Lepas sembilannya. Bahkan disebutkan oleh Asy Syarbini Al Khotib, Imam Syafi’i dalam Al Umm dan Al Imla’ mengatakan bahwa disunnahkan berpuasa 3 hari sekaligus, Yakni 9, 10 dan 11 Muharram.

Kesimpulannya, tidaklah makruh melaksanakan puasa Asyura saja Yakni Lepas 10 tanpa diiringi Lepas 9. Tetapi lebih baiknya 2 hari tersebut digabungkan Buat menyelisihi Manusia Yahudi. Kalau Nir sempat Lepas 9 dan 10, maka Dapat memilih Lepas 10 dan 11 Buat berpuasa. Sebab tujuannya sama, agar puasa Asyura tersebut Nir menyerupai puasa Manusia Yahudi. Wallahu a’lam.

Ya Allah, mudahkanlah kami dalam beramal shalih. Wallahu waliyyut taufiq.

Yuk Bagikan :

Baca Juga