Mentok, Babel - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memfasilitasi pelaksanaan Festival Budaya Tujuh Likur yang diselenggarakan warga Desa Mancung, Kecamatan Kelapa dalam upaya melestarikan budaya lokal menyambut Idul Fitri. Wakil Bupati Bangka Barat Bong Min Min di Mentok, Minggu, mengatakan budaya Tujuh Likur merupakan salah satu ungkapan kegembiraan masyarakat Desa Mancung dalam menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri. "Budaya ini sudah dilakukan secara turun-temurun selama bulan Ramadan dan puncaknya pada malam ke-27 Ramadan. Ini adalah bentuk rasa syukur sekaligus upaya masyarakat untuk membangun kebersamaan dan mempererat tali silaturahmi," ujar Bong Min Min. Menurut dia, budaya Tujuh Likur harus dilestarikan dan dikembangkan agar di masa depan dapat lebih aktif dan mendatangkan lebih banyak wisatawan ke Bangka Barat. "Banyak anak muda yang sekarang terlibat langsung dalam persiapan dan pelaksanaan festival ini dan saya yakin ke depannya akan lebih baik dan lebih meriah," katanya.

Tujuh Likur adalah tradisi warga desa Mankun di bulan Ramadhan yang diisi dengan penyalaan lampu, pada zaman dahulu lampu hanya dipasang di depan rumah masing-masing 10 hari sebelum hari raya Idul Fitri, namun dalam beberapa tahun terakhir lampu dipasang di sepanjang jalan desa, gapura-gapura yang dihiasi dengan lampu yang dibuat dalam berbagai bentuk.

Berbagai gapura yang dihiasi dengan lampu berbentuk masjid dan hewan menambah semarak suasana desa di malam Ramadhan.



"Kita harus bangga dengan budaya desa kita dan berharap budaya ini tetap dilestarikan agar budaya Islam ini memberikan kebersamaan, panjang umur dan rezeki yang melimpah."

Menurutnya, tradisi yang sudah berlangsung lama di desa ini perlu dipertahankan karena memiliki nilai-nilai yang baik dan patut diwariskan kepada generasi berikutnya.