Pangkalpinang - Ribuan warga Desa Mancung, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), bergembira merayakan puncak tradisi 7 likur, dalam rangka memperingati malam Lailatul Qadar Ramadhan 2024. "Mari kita bersama-sama menjaga dan melestarikan tradisi ini yang sudah dilakukan warga secara turun-temurun," kata Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Kepulauan Babel Syafrizal ZA saat menghadiri puncak festival 7 likur di Desa Mancung, Sabtu malam. Ia mengatakan tradisi 7 likur sama dengan tradisi masyarakat Melayu yang ditandai dengan pemasangan lampu berbahan bakar parafin dengan menggunakan wadah kaleng, botol minuman bekas, atau sumbu dan bambu. Biasanya dimulai pada hari ke-10 Ramadan atau pada malam ke-27 sebelum malam takbiran Idul Fitri. Festival budaya ini akhirnya berkembang dan menjadi bagian dari agenda pariwisata provinsi Bangka Barat. Dalam perayaannya, pada malam puncak Festival Budaya 7 Riqour, dilombakan patung kaligrafi, miniatur bangunan dengan berbagai bentuk, gapura api dengan seni Islami dan lampu Riqour yang dipasang di setiap batas antar RT di desa Mankun. Ada juga lomba busana muslim, lomba azan, tilawah dan hafalan syair-syair pendek.

"Saya juga kagum dengan tradisi peringatan malam Lailatul Qadar yang diyakini sebagai malam yang istimewa bagi umat Islam.

Dia mengatakan bahwa umat Islam saat ini telah memasuki hari ke-27 puasa, minggu terakhir di bulan Ramadan.

"Di desa kebanggaan kami, Mankun, kami memiliki tradisi yang disebut 7 Likur, yang merupakan acara budaya tahunan. Tradisi ini merupakan sebuah pesan dan menyampaikan makna dan nilai budaya yang kuat untuk masa depan."

Menurutnya, festival budaya 7 likur merupakan pertanda bahwa Bangka Belitung memiliki kekayaan budaya yang beragam, yang harus dilestarikan agar tidak punah dan dilupakan oleh generasi ke generasi.

"Malam ini, Desa Mangkung terlihat indah dengan cahaya terang lampu-lampu yang menyala di taman-taman setiap rumah di sepanjang jalan desa. Pemasangan lampu-lampu ini memiliki makna tersendiri bagi masyarakat, yang akan dinyalakan selama bulan Ramadan hingga bulan Syawal," ujarnya.



Wakil Bupati Bangka Barat Bong Ming Ming mengatakan bahwa 7 likur merupakan budaya yang sudah dilaksanakan dari berbagai generasi sebelumnya di Desa Mancung.

Perkembangan zaman tidak menyurutkan budaya ini dan 7 likur semakin banyak dijalankan oleh para pemuda desa. Hal ini dibuktikan dengan adanya lomba gapura api dengan konsep heritage, masjid, dan hewan yang ditambahkan dalam acara tersebut. "Acara ini merupakan bentuk silaturahmi yang terus dikembangkan oleh para pemuda desa Mankun untuk mengingatkan masyarakat desa akan 10 hari menjelang berakhirnya bulan Ramadhan. Semoga budaya Islam ini memberikan kita kebersamaan, umur panjang dan rezeki yang melimpah. Kita harus bangga dengan budaya kita," katanya."