KARAWAN - Sub-holding Upstream Pertamina Region Jawa telah menyelesaikan survei seismik 3D Kepuh yang dilakukan dengan teknik ramah lingkungan di 131 desa di sekitar Kabupaten Karawang, Jawa Barat,

Vice President Eksplorasi Region Jawa, Indra Yuliandri dalam keterangannya di Karawang, Jumat mengatakan bahwa survei seismik 3D Kepuh merupakan proyek strategis dari sub-holding Hulu Plutamina Regional Jawa untuk mendukung kegiatan eksplorasi berskala besar dan agresif. Divisi Hulu Regional Jawa Plutamina merupakan perusahaan pengelola hulu migas yang meliputi PHE ONWJ, PHE OSES dan Plutamina EP Jawa Bagian Barat. Wilayah kerja Region Jawa meliputi Provinsi DKI Jakarta, Banten, Lampung, Bangka Belitung dan Jawa Barat. Indra mengatakan eksplorasi seismik dengan pelaksana PT Elnusa Tbk ini memiliki luas area 501 km persegi yang bertujuan untuk menambah data bawah permukaan guna mendukung pencarian sumber daya migas baru dalam konsep new exploration play. "Dalam survei seismik ini,kami mencari prospek berupa playjebakan stratigrafidi target Cibulakan dan Jatibarang bagian bawah," kata Indra. Menurut dia, survei seismik 3D Kepuh terletak di daerah perkotaan dengan pemukiman padat, persawahan dan tambak. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data yang optimal, survei seismik ini dilakukan dengan menggunakan teknologi baru yang baru pertama kali diterapkan di Pertamina dan Indonesia. Teknologi ini menggunakan receiver autonomous node 5hz danvibrosis sebagai pengganti sumber getaran yang ramah lingkungan.

Metodeautonomous nodeini menggunakan sistem sensor seismik dengan teknologi radio receiveryang berupa perangkat yang terpasang di tanah. Dukungan teknologi ini membuat kegiatan survei eksplorasi dalam pencarian sumber daya minyak dan gas bumi menjadi lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan metode seismik konvensional yang menggunakan receiver. Karena bersifat nirkabel, maka tidak diperlukan kabel untuk menghubungkan antar receiver dan tidak ada potensi limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

Muhammad Yanuar Mahardi, Manajer Program Eksplorasi Regional Jawa&Operations, menyatakan bahwa metode ini efisien waktu dan produktif.

Menurutnya, metode ini memungkinkan program untuk diselesaikan lebih awal - dari perencanaan April 2024 menjadi Maret 2024. Dari segi anggaran, metode ini juga sangat efisien, menghemat 5-10% dari AFE (Authorisation For Expenditure).

"Pada 25.356 titik bidikan, 100% program akuisisi telah selesai.

Yang tak kalah penting, tidak ada kecelakaan kerja selama pelaksanaannya di area studi seluas 501 km persegi.