Pangkalpinang - Balai Bahasa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mendokumentasikan bahasa lokal masyarakat Lumu, suku tertua di Pulau Banca, sebagai langkah pencegahan kepunahan bahasa. "Saat ini bahasa Lumu terancam punah. Hal ini disebabkan karena para tetua suku Lumu tidak lagi mengajarkan bahasa daerah tersebut kepada anak-anak mereka," kata Muhammad Ilsan, Kepala Kantor Bahasa Provinsi Kepulauan Babel, di Pangkalpinang, Sabtu. Untuk mencegah kepunahan bahasa Lum, Kantor Bahasa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung secara khusus mendokumentasikan beberapa kata dan dialek bahasa Mapur, suku tertua di Pulau Banca.

"Kami telah mendokumentasikan dan membuat kamus bahasa daerah khusus untuk bahasa Lum.



Menurutnya, bahasa Lumu terancam punah karena semakin sedikit generasi muda Lumu yang bisa berbahasa daerah, BPS Provinsi Kepulauan Babel pada tahun 2022 mempublikasikan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan bahasa daerah oleh generasi muda semakin menurun.

"Ini salah satu alasan mengapa penggunaan bahasa daerah ini menurun.

Ia mengatakan bahwa rapat koordinasi tentang revitalisasi bahasa daerah di Pulau Bangka, yang berlangsung dari Kamis (3 Juli) malam hingga Sabtu (3 September), merupakan salah satu upaya pemerintah untuk melestarikan bahasa daerah di kalangan anak muda. "Ini adalah salah satu upaya kami, program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang dituangkan dalam Merdeka Belajar di sekolah-sekolah dasar dan menengah," katanya.