Pangkalpinang - Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Naji Alto, mengatakan bahwa bahasa-bahasa daerah di Babel mengalami kemerosotan dan perlu direvitalisasi untuk mencegah kepunahan. "Dari sudut pandang empiris, bahasa-bahasa daerah ini telah mengalami kemerosotan yang cukup parah," ujar Naji di awal rapat koordinasi antara para pemangku kepentingan mengenai revitalisasi bahasa daerah di Pulau Bangka, yang diadakan pada Kamis malam di Pangkalpinang. Ia mengatakan bahwa degradasi bahasa, khususnya bahasa daerah di Kepulauan Bangka Belitung, harus dihidupkan kembali melalui revitalisasi agar bahasa dan kosakata bahasa daerah dapat dirangkum kembali dan diperkaya serta tidak terjadi kepunahan.

"Saat ini, ada satu bahasa daerah masyarakat Sekak di Bangka Selatan, dan masyarakat Sekak tidak lagi menggunakan bahasa Sekak, tetapi menggunakan bahasa Indonesia dalam pergaulan sehari-hari.




Menurutnya, orang Sekak sekarang tidak lagi menggunakan bahasa suku, tetapi menggunakan bahasa Indonesia, Belitung, dan Bangka, karena sudah berbaur dengan masyarakat lain.

"Ini salah satu bahasa suku di Kepulauan Babel yang hampir punah.

Dia menyatakan bahwa kosakata dan dialek bahasa daerah di Kepulauan Babel juga telah menyusut jauh. "Tidak mengherankan jika dialek dan kosakata bahasa daerah ini semakin berkurang dalam konteks digitalisasi, di mana masyarakat cenderung menggunakan bahasa alat komunikasi daripada bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari," katanya.