Jakarta - Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) terus melakukan percepatan regenerasi mangrove, seiring dengan upaya perlindungan kawasan yang masih dalam perlindungan, dan berhasil meregenerasi 38.549 hektar lahan hingga tahun 2022. "Perlu dicatat bahwa rehabilitasi mangrove tidak hanya tentang menanam pohon, tetapi juga tentang meningkatkan (memperkaya) mangrove di beberapa daerah ... BRGM juga bertujuan untuk melindungi mangrove yang sudah tumbuh dengan baik," kata Didi Uljanto, kepala Kelompok Kerja Kerjasama, Hukum dan Hubungan Masyarakat BRGM, menjawab pertanyaan di Jakarta, Senin. menjawab pertanyaan-pertanyaan di Jakarta pada hari Senin. "Oleh karena itu, akan dilakukan inventarisasi kawasan rehabilitasi mangrove secara lanskap, dimana tiga kegiatan akan dilaksanakan di sembilan provinsi prioritas," katanya. Didi menjelaskan bahwa rehabilitasi seluas 38.549 hektar dilaksanakan pada periode 2021-2022 yang terbagi di sembilan provinsi prioritas yang menjadi wilayah kegiatan BRGM. Dalam pelaksanaannya, BRGM menggunakan strategi Restore, Maintain, dan Improve (3M), yang diimplementasikan melalui regulasi perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove. BRGM juga mempertimbangkan pelibatan masyarakat dan pemerintah desa yang memiliki kawasan mangrove yang telah direhabilitasi dan memperkuatnya

. Selain itu, infrastruktur untuk perlindungan habitat mangrove dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan juga dilakukan.

BRGM sendiri telah menetapkan target untuk merehabilitasi 600.000 ha mangrove di Sumatera Utara, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Papua, dan Papua Barat

Secara nasional pada tahun 2021 analisis data berdasarkan data Peta Mangrove menunjukkan bahwa luas mangrove di seluruh Indonesia adalah sekitar 3.364.080 hektar. Luas ini menunjukkan peningkatan dari luas mangrove yang ada saat ini sebesar 3.311.245 hektar atau 52.835 hektar antara tahun 2013 dan 2019*