Kerajinan Timah Putih TKF. Usaha Keluarga Sejak 1926
Jum'at, 04 Mei 2012 10:37 WIB | 2.760 Views
PANGKALPINANG - Salah satu hasil kerajinan khas Bangka sebagai daerah penghasil timah adalah kerajinan timah putih . Kendati ada yang menyebutnya kerajinan pewter, ternyata ada perbedaan yang mendasar antara kerajinan timah putih dan pewter. Menurut salah satu perajin timah yang membuat suvenir khas Bangka, Edi Chung atau Edi Saisudin, perbedaannya adalah bila pewter bobot hasilnya lebih berat dan tidak putih benar sedangkan kerajinan timah putih murni hasilnya lebih putih, mengkilap dan ringan.
Meski saat ini bisnis suvenir timah putih tergolong sepi karena sudah cukup banyak perajin timah di Pangkalpinang, Edi menegaskan tidak akan meninggalkan dunia yang dicintainya tersebut. "Sekarang agak sepi karena di sini (Pangkalpinang-red) saja sudah ada lima perajin. Tapi kita tetap akan menekuni kerajinan suvenir ini," tegasnya di Toko Pandai Timah Bangka, TKF, kemarin (3/5).
Edi mengungkapkan, selain masyarakat Bangka Belitung, pembeli yang datang kebanyakan para wisatawan yang dari luar negeri maupun domestik. Begitu juga dengan pesanan, pihaknya telah melayani pesanan suvenir baik dari pemerintahan maupun luar negeri seperti China, Brazil, Malaysia dan sebagainya.
Profesi yang ditekuninya, menurut Edi, merupakan usaha keluarga yang telah dilakoni turun temurun sejak zaman kolonial Belanda pada 1926. Edi yang merupakan generasi kelima bertekad terus melakukan pengembangan berbagai model hasil kerajinan, baik sesuai idenya maupun menyesuaikan pesanan para konsumen. "Kita pernah tahun lalu mengerjakan pesanan kerajinan timah putih berupa kapal isap. Pengerjaannya hampir 3 bulan karena cukup besar dan rumit. Harganya mencapai Rp 40 juta lebih," jelasnya.
Berbagai produk kerajinan timah putih menghiasi lemari pajang di toko TKF, baik itu gantungan kunci, kereta dorong pengangkut timah, vas bunga, kapal layar, miniatur Pulau Bangka dan Provinsi Babel. Harganya pun cukup beragam, ada yang hanya Rp 30 ribu namun ada juga yang mencapai puluhan juta rupiah.
Kendati tidak semua orang yang datang ke tokonya langsung membeli, namun Edi tetap akan serius menekuni usaha keluarganya karena apa yang dilakukannya tersebut telah membuahkan hasil yang akan selalu menjadi kenangan bagi orang-orang yang pernah datang ke Bangka. "Istilahnya kalau sudah datang ke Bangka tapi tidak memberi kerajina timah itu belum lengkap. Karena inilah salah satu ciri khas dari Bangka sebagai kenang-kenangan," tandasnya. (cr41)