RADARBANGKA.CO.ID - Banyak pertanyaan yang terkadang muncul tentang apa itu kelumpuhan saraf wajah? Bagaimana bisa terjadi? Dan siapa saja yang terkena?
Pada artikel ini penulis ingin menjelaskan yang dimaksud kelumpuhan saraf wajah atau yang dikenal dalam istilah kodekteran Parase Nervus Fasialis adalah kelumpuhan yang terjadi pada seseorang tidak dapat atau kurang dapat menggerakkan otot wajah sehingga tampak wajah seseorang tidak menjadi simetris pada saat diam, berbicara, menggembungkan pipi, mengerutkan dahi, ataupun tidak dapat menutup mata dengan sempurna.
Adapun penanganan pasien dengan kelumpuhan Nervus Fasialis secara dini, dapat dilakukan dua opsi. Opsi pertama secara operatif dan opsi kedua secara konservatif.
Tentunya kedua opsi ini akan menentukan keberhasilan dalam pengobatan. Nervus fasialis merupakan saraf kranial terpanjang yang berjalan di dalam tulang. Sehingga sebagian besar kelainan ini terletak didalam tulang temporal.
Kelumpuhan ini dapat terjadi, pada semua golongan usia baik laki-laki maupun perempuan. Penyebab kelumpuhan ini dapat terjadi disebabkan infeksi, tumor, trauma dan indiopatik yang biasanya menyebabkan bell’s palsy.
Infeksi biasanya terjadi pada telinga tengah berupa otitis media supuratik kronik yang mengenai dan merusak kanal fallopi, sehingga menyebabkan kelumpuhan saraf wajah. Tumor intracranial atau ekstrakranial yang dapat menyebabkan kelumpuhan saraf wajah yaitu tumor serebolopontin, neuroma akustik, tumor telinga dan tumor parotis.
Sedangkan trauma sering terjadi pada seseorang dengan cidera kepala pada daerah temporal yang mengakibatkan fraktur pada pars petrosus os temporal. Seperti yang dialam ibu Ratih (40) tahun salah satu pasien RSBT Muntok. Pasien mengalami trauma kepala setelah kecelakaan yang mengakibatkan kelumpuhan daerah wajah. Dengan tanda-tanda wajah tidak simetris, kebas pada satu sisi, tidak dapat menutup mata dengan sempurna, dan berbicara pelo. Apabila, tidak dapat ditangani dengan segera maka dapat meninggalkan gejala sisa yang permanen.
Oleh karena itu, pasien penderita Nervus Fasialis dengan truma Ibu Ratih mengajak, apabila mengalami gejala seperti ini, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Atas kesembuhan penyakit yang ia derita setelah selama tiga minggu, kini penyakitnya dapat diobati.
Selain bersyukur atas kuasa Tuhan Yang Mesa, dirinya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak RSBT Muntok terkhusus para perawat dan dokter Frenky S Manullang residen IL.KES THT-KL FK USU yang menanganinya selama pengobatan di RSBT Muntok Bangka Barat. Kini wajah Ibu Ratih tak kembali normal dan tidak mengakibatkan kelumpuhan permanen pada saraf wajah. (*)