Jakarta-Melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas), pemerintah secara resmi menetapkan peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) tentang harga eceran tertinggi (HET) untuk Amerika Tengah dan beras kelas atas untuk menjaga harga wajar di tingkat konsumen.

" Perbadan No. 2023 tentang HET AS.Berkenaan dengan perubahan menjadi 7, Perbadan No. pada tahun 2024.Sampai tanggal 5, harga beras Amerika Tengah dan premium diatur oleh daerah, " kata Arief Prasetyo Adi, kepala Bapanas di Jakarta, Jumat.

beras het, beras het medium Rp12. 500per kilogram (kg) dan beras het premium Rp14.900per kg untuk Arief, Jawa, Lampung, dan Sumatera Selatan sebagaimana dimaksud dalam Korporasi.

Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkuru, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Kepulauan Bangkaberitun, Amerika Tengah HET Rp13, 100/kg, Premium US Het Rp15, 400 / kg.



Untuk Bali dan Nusa Tenggara Barat, Amerika Tengah HET Rp12. 500 per kg dan premium US Het Rp14. 900 per kg. Wilayah Nusa Tenggara Timur, Amerika Tengah HET Rp13, 100 per kg dan Premium US Het Rp15, 400 per kg.

Selain itu, di wilayah Sulawesi, Amerika Tengah HET Rp12.500/kg dan beras bermutu tinggi Het Rp14.900/kg. Wilayah Kalimantan, Amerika Tengah HET Rp13, 100/kg, AS Premium het Rp15, 400 / kg.

Wilayah Mark, hitch Amerika Tengah Rp13. 500 / kg dan hitch Beras Premium Rp15.800/kg dan wilayah Papua terakhir, hitch Amerika Tengah Rp13.500/kg dan hitch beras premium Rp15.800/kg.

Dia menjelaskan bahwa keputusan regulasi Het beras akan memperkuat kebijakan mitigasi yang diterapkan melalui keputusan kepala Bapanas sebelumnya.

Arief berpendapat bahwa penyesuaian HET AS tidak terlepas dari upaya stabilisasi pasokan dan harga beras, dimana kebijakan hulu juga selaras dengan kebijakan hilir.



Dia menjelaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara keuntungan hulu dan hilir terkait harga beli pemerintah (HPP) gabah dan beras.

Dia menekankan bahwa harga di tingkat produsen (petani) harus konsisten dengan harga di tingkat konsumen.

Selain itu, Arief juga menyampaikan bahwa menjaga keseimbangan ini merupakan tantangan yang harus dijawab dengan melibatkan semua pihak, seperti ditekankan Presiden Joko Widodo saat kunjungan kerja ke gudang dan pasar Bulog.

"Karena Presiden Joko Widodo telah mendapat informasi yang baik selama kunjungannya ke gudang dan pasar Bulog, keseimbangan antara hulu dan hilir tentu tidak mudah, namun hal ini menjadi tantangan yang harus dijawab dengan melibatkan stakeholder persawahan dari hulu hingga hilir," tambah Arief.

Arief mengakui proses penetapan het beras telah mengalami berbagai dinamika, diskusi, dan masukan dari berbagai pemangku kepentingan di bidang persawahan.

" Halangan padi ini belum tentu lahir, melainkan melalui proses pembahasan yang panjang yang melibatkan organisasi petani, pabrik, kementerian dan instansi terkait. Hal ini akan kita analisis bersama-sama, dengan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk dampaknya terhadap inflasi," tambah Arief.