Digitalisasi Pasar Rakyat merupakan bagian dari Program Pasar dan Pusat Perbelanjaan SIAP-QRIS ((Sehat, Inovatif dan Aman Pakai- Quick Response Indonesian Standard) yang dijalankan atas kerja sama antara Kementerian Perdagangan RI dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Terkait dengan hal ini, Pemerintah Kota Cimahi pun turut melakukan digitalisasi yang dimulai di pasar tradisional, dalam hal ini Pasar Atas Baru (PAB). PAB terpilih menerapkan sistem digitalisasi pasar rakyat sebagai bagian dari upaya adaptasi pada kehidupan baru untuk memutus rantai penyebaran virus Corona.
Plt Wali Kota Cimahi, Letkol (Purn) Ngatiyana menyebutkan bahwa digitalisasi dalam transaksi jual beli merupakan hal mendesak yang harus segera dilakukan di tengah pandemi. Menurutnya, digitalisasi dalam proses transaksi adalah sebuah kebutuhan yang tidak bisa ditunda-tunda di tengah situasi pandemi Covid-19.
"Sebisa mungkin kita hindari transaksi tunai karena berkaitan dengan penerapan protokol kesehatan,” ujar Ngatiyana di Pemkot Cimahi, belum lama ini.
Ngatiyana menyebutkan bahwa sektor perekonomian tidak terlepas dari digitalisasi ini. Pembayaran secara non tunai menggunakan uang elektronik menjadi pilihan agar transaksi lebih aman dan nyaman. Untuk itulah ia mengapresiasi inovasi yang dilakukan oleh Kemeterian Perdagangan terkait hal tersebut.
“BI dan Kemendag RI telah melakukan langkah yang tepat untuk mempercepat digitalisasi transaksi yang menjadi kebutuhan warga di masa pandemi ini melalui pemanfaatan QR-Code dalam memudahkan pelaku usaha dalam transaksi digital," ujar Ngatiyana. (Tribun)
