SUNGAILIAT -- Tak tahan menerima bau busuk limbah dari PT BAA, masyarakat Kenanga kembali mempertanyakan sikap tegas Pemkab Bangka.
Meskipun di tengah pandemi covid-19, namun hal itu bukanlah penghalang bagi warga sudah gerah akan pencemaran limbah milik PT BAA.
Sepanjang ruas jalan Kenanga, warga memasang baleho yang betuliskan mempertanyakan kembali sikap tegas Pemda Bangka mengenai pencemaran limbah milik PT BAA.
"Ini (baleho,red) adalah bentuk aspirasi kami sebagai warga lingkungan Kenanga, karena tadinya kami ingin benrunjuk rasa, tapi tidak diperboleh saat pandemi covid-19 sekarang ini," ungkap Ketua RT 07 Lingkungan Kenanga Heti kepada sejumlah wartawan.
Merasa tak tahan lagi menerima bau busuk yang menganggu indera penciuman warga lingkungan Kenanga, maka warga pun patungan untuk membiayai pembuatan baleho tersebut.
“Sebelumnya, kami pernah memasang spanduk dengan tulisan ”Selamat Datang di Kelurahan Terbusuk” kemudian baliho kedua pernah dicabut oknum tidak dikenal, namun setelah itu kami minta agar spanduk itu dipasang kembali. Anggaran baliho serta spanduk ini murni sumbangan warga,” kata Heti.
Heti membeberkan, dalam aksi ketiga ini baliho akan terus bertambah akan dipasang setiap tempat.
”Aksi Ini yang ketiga kalinya kami pasang baliho, dan ukuran sangat besar. jumlah baliho akan bertambah terus, akan kami pasang ditempat kelurahan Kenanga. semua ini keinginan warga mengingat bau busuk limbah masih ada.” jelasnya.
Disinggung sampai kapan aksi penyampaian aspirasi melalui pasang baliho akan digelar?
“Aspirirasi ini tetap kami sampaikan, selagi bau busuk limbah PT.BAA masih ada. Biasanya bau busuk datang jelang subuh. Kalau ada oknum bicara bau busuk limbah tersebut sudah hilang itu bohong, kami warga Kenanga lebih tau,” tutur Heti. (Rb)