2012, TDL Naik 10-15 Persen
Oleh Administrator | Jum'at, 13 Mei 2011 07:54 WIB | 2.851 Views
JAKARTA - Beban subsidi pemerintah di tahun 2012 diharapkan bisa berkurang secara bertahap. Karenanya, pemerintah berencana menaikkan harga Tarif Dasar Listrik (TDL) dan melakukan penekanan margin listrik di tubuh PLN.
‘’Kita harapkan ada penyesuaian harga listrik antara 10-15 persen dan penurunan margin dari delapan persen menjadi tiga persen. Subsidi turun berapa, nanti masih harus kita bicarakan lagi,’’ kata Menteri Keuangan Agus Martowardojo kepada wartawan di Jakarta, Kamis (12/5).
Pemerintah tetap berusaha semaksimal mungkin menekan inflasi year on years yang saat ini tercatat 6,1 persen. Tentunya kata Agus, inflasi ini harus didukung koordinasi pengendalian inflasi dari seluruh daerah. Karena penyumbang inflasi nasional terbesar berasal dari inflasi di daerah.
‘’Semoga saja kondisi harga minyak dan harga pangan dunia bisa reda. Terutama pada harga minyak. Nanti akan ada rapat bulanan dan pemerintah akan ekspose pandangan pemerintah. Secara umum, inflasi masih jadi perhatian kita,’’ kata Agus.
Meski mengaku cukup terbeban dengan subsidi, namun pemerintah kata Agus masih belum ada opsi untuk menaikkan harga BBM. Semuanya masih dalam perhitungan tim untuk mengkaji dampak dari setiap alternatif kebijakan yang diambil pemerintah.
Menteri ESDM, Darwin Zahedy Saleh mengatakan, pembahasan mengenai penyaluran BBM subsidi akan terus dimatangkan antara pemerintah dengan DPR RI. Hingga saat ini, belum ada keputusan apapun dari pemerintah terkait dengan beban subsidi.
‘’Terlalu dini untuk membahas dampak dari kenaikan harga minyak. Karena pemerintah punya perhitungan sendiri dan bukan hanya ESDM saja. Apalagi ini menyangkut politik anggaran,’’ kata Darwin.
Sementara Menko Ekonomi Hatta Rajasa menegaskan pada intinya pemerintah ingin menganut pola penyaluran subsidi paling efektif dan efesien. Apalagi saat ini fluktuasi harga minyak dunia dan penguatan rupiah, turut mempengaruhi kekuatan anggaran negara.
‘’Jadi yang sedang kita pikirkan sekarang adalah, apa pola subsidi yang baik itu. Tidak bisa kita berprediksi, nanti orang-orang bisa menumpuk Pertamax. Sampai sekarang, belum ada keputusan apapun dari pemerintah,’’ tegas Hatta.
Sementara itu, Direktur Utama PLN Dahlan Iskan mengatakan, PT PLN (Persero) membutuhkan investasi ketenagalistrikan sebesar Rp 70 triliun per tahun. Dana investasi sebesar itu untuk membangun jaringan hingga mengembangkan pembangkit dari beragam sumber tenaga lsitrik.
Menurut dia, pihaknya saat ini masih kekurangan dana sekitar Rp 15 triliun lagi untuk memenuhi total kebutuhan investasi tersebut. PLN juga belum menentukan apakah akan menerbitkan obligasi global (global bond) atau mencairkan fasilitas pinjaman dari perbankan untuk menutupi kekurangan itu.
"Semuanya Rp 70 triliun, tapi uangnya tidak cukup kurang 15 triliun lagi. Itu yang kami harapkan global bond atau pinjaman dari perbankan," kata Dahlan pada acara pameran perbankan 2011 di Jakarta, Rabu (11/5).
Dahlan mengaku, tahun lalu PLN memperoleh pinjaman dari perbankan dalam negeri untuk investasi. Tahun ini perusahaan setrum itu juga telah men-sounding ke beberapa bank dan mereka menyatakan kesanggupannya. Menurutnya, pendanaan eksternal baru akan diputuskan saat proyek kelistrikan berjalan pada Agustus mendatang. Ini menjadi proyek investasi awal PLN untuk mengembangkan pembangkit-pembangkit listrik baru. "Komitmen kuat. Sama seperti tahun lalu," ucapnya.
Di tempat yang sama, Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia (BNI) menyatakan berkomitmen untuk mendanai proyek PLN. "Secara umum Mandiri mempunyai plafon kredit 2011 hingga Rp 50 triliun. Mandiri siap membiayai infrastruktur kelistrikan bagi PLN," kata Direktur Utama Mandiri Zulkifli Zaini.
Mandiri, ujar Zulkifli Zaini, bisa saja mendanai seluruh proyek PLN namun harus dilihat Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang dimiliki pihaknya. "Mandiri mempunyai BMPK bagi satu perusahaan hingga Rp 12 triliun maka diperlukan kredit sindikasi untuk membantu mendanai PLN," tukasnya.
Gatot Suwondo, Direktur Utama BNI juga menegaskan siap mengucurkan pinjaman pembiayaan proyek PLN. "Kita telah mengucurkan Rp 10-Rp 15 triliun dalam waktu 4 tahun terakhir. Kita terus menunjukkan komitmennya dan siap membantu kelistrikan," ujarnya.
Dahlan menambahkan, pihaknya tengah bekerja keras merampungkan penyambungan satu hari satu juta sambungan. Semula penyambungan ditarget selesai Juni 2011, namun gara-gara tak tersedianya trafo-meteran dalam jumlah besar, target terpaksa molor hingga Juli. "Kita targetkan dalam dua bulan sudah tidak ada antrean. Harusnya cepat, namun pabrik meteran dalam negeri tak sanggup sediakan cepat. Bisa saja kalau cepat, meterannya impor. Tapi masak itu saja impor," lanjutnya.
Selain itu, PLN hingga tahun 2012 mendatang menargetkan untuk mengaliri listrik ke 1.000 pulau kecil di seluruh Indonesia. "Sampai dengan akhir tahun ini kita 100 pulau di Indonesia Timur, dari 10 perusahaan yang menghasilkan. Kalau berhasil, tahun depan 1.000 pulau," tuturnya. Untuk melistriki pulau-pulau itu, PLN akan membangun pembangkit tenaga surya di setiap pulau. (afz/lum/jpnn)